Senin, 31 Agustus 2015

VARIABEL PENELITIAN PENDIDIKAN



1.        Pengertian Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (1998), Variabel merupakan segala sesuatu yang dapat diberi berbagai macam nilai. Variabel yang dimaksudkan merupakan penghubung antara contruct yang abstract dengan fenomena yang nyata. Variabel merupakan proxy atau representasi dari construct yang dapat diukur dengan berbagai macam nilai. Nilai variabel tergantung pada construct yang diwakilinya. Nilai variabel dapat berupa angka atau atribut yang menggunakan ukuran atau skala dalam suatu kisaran nilai.

Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Secara teoritis, variable didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau subyek yang mepunyai “variasi” antara satu orang dengan orang yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain (Hatch dan Farhady, 1981). Jadi dinamakan variable karena ada variasinya (masing-masing dapat berbeda). Contoh: tinggi badan, berat badan, motivasi, sikap, perilaku, kualitas, harga, promosi, dan lain-lain. Jadi variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari atau ditarik kesimpulannya.

2.  Macam-macam variabel:
Variabel merupakan unsure yang terpenting di dalam penelitian. Variabel
inilah sebagai perwujudan simbolik dari subjek dan objek yang akan diteliti. Berikut adalah macam-macam variable dalam penelitian :

1.Variabel Independen (Pengaruh, Bebas, Stimulus, Prediktor)
Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab  perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
2. Variabel Dependen (Dipengaruhi, Terikat, Output, Kriteria, Konsekuen)
Merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat, karena adanya variabel bebas.
Contoh: Pengaruh penggunaan media ular tangga Terhadap hasil belajar siswa.
Variabel Independen = penggunaan media ular tangga
Variabel Dependen = hasil belajar siswa

3. Variabel Moderator
        Merupakan variabel yang mepengaruhi (memperkuat atau memper-lemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen. Variabel ini sering disebut sebagai variabel independen kedua.
Contoh: Anak adalah variabel yang memperkuat hubungan suami isteri
Pihak ketiga adalah variabel yang memperlemah hubungan suami isteri.
    4. Variabel Intervening (Antara)
Merupakan variabel yang menghubungkan antara variabel inde-penden dengan variabel dependen yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan namun tidak dapat diamati atau diukur.
Contoh: Hubungan antara Kualitas Pelayanan (Independent) dengan Kepuasan Konsumen (Intervening) dan Loyalitas (Dependen).
    5. Variabel Kontrol
Merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.
Contoh: Apakah ada perbedaan antara siswa yang diajar menggunakan modul dengan yang tidak menggunakan modul? maka harus ditetapkan variable control berupa sarprasnya sama, gurunya sama, kemampuan awal siswanya setara, dan lain-lain. Tanpa adanya variabel kontrol maka sulit ditemukan apakah perbedaan hasil belajar tersebut karena penggunaan modul.


Tambahan : Tinjauan variabel dari berbagai segi
Variabel dilihat dari Skala Nilainya
Variabel kontinu yaitu variabel yang memiliki kumpulan nilai yang teratur dalam kisaran tertentu. Misal Tinggi-sedang, satu sampai dengan
Variabel Kategoris yaitu variabel yang memiliki nilai berdasarkan kaegori tertentu (skala nominal) Contoh: Sikap:Baik-buruk,

Dilihat Dari Perlakuannya
Variabel aktif yaitu variabel-variabel yang dimanipulasi untuk keperlu-an penelitian eksperimen.
Variabel atribut yaitu variabel yang tidak dapat dimanipulasi untuk ke-perluan riset, contoh: Intelegensi, sikap,jenis kelamin dsb.

3. Identifikasi Variabel Penelitian
Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa macam variable penelitian berdasakan pada subjek dan objek yang dikaji terbagi atas :
a. Variabel Tergantung: Prokrastinasi Akademik
b. Variabel Bebas: meliputi : (1) kontrol Diri, (2) persepsi remaja ter-hadap penerapan disiplin otoriter orangtua, (3) persepsi remaja ter-hadap penerapan disiplin demokratis orangtua dan (4) persepsi remaja terhadap penerapan disiplin permisif orangtua.

Definisi operasional variabel penelitian meliputi :
1. Prokrastinasi akademik, adalah kecenderungan individu dalam merespon tugas sekolah yang dihadapi dengan mengulur-ulur waktu untuk memulai maupun menyelesaikan kinerja secara sengaja untuk melakukan aktivitas lain yang tidak dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas, dengan mengacu teori prokrastinasi akademik dari Solomon dan Rothblum (1984). Adapun indikatornya adalah; (1) adanya penundaan dalam memulai menyelesaikan kinerja dalam menghadapi tugas, (2) adanya kelambanan dalam mengerjakan tugas, (3) adanya kesenjangan waktu antara rencana dengan kinerja aktual dalam mengerjakan tugas, (4) adanya kecenderungan untuk melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih mendatangkan hiburan dan kesenangan. Tingkat prokrastinasi akademik dilihat dari besarnya skor yang diperoleh dari skala prokrastinasi akademik pada remaja. Semakin tinggi skor total yang diperoleh, semakin tinggi pula kecenderungan prokrastinasi akademiknya. Sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh, menunjukkan semakin rendah pula kecenderungan untuk melakukan prokrastinasi akademik.

2. Kontrol Diri diartikan sebagai kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa ke arah konsekuensi positif. Kemampuan mengontrol diri pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan skala kemampuan mengontrol diri berdasarkan Averill (dalam Herlina Siwi, 2000). Semakin tinggi skor yang diperoleh subyek, semakin tinggi kemampuan mengontrol dirinya. Sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh subyek, semakin rendah pula kemampuan mengontrol dirinya.
3. Persepsi remaja terhadap penerapan disiplin orangtua, yang di-maksud dalam penelitian ini adalah pengorganisasian, interpretasi, dan evaluasi mengenai disiplin yang diterapkan oleh orang tua, berdasarkan pedoman tertib pada pelaksanaan tata tertib menurut Djaka (dalam Pudjono, 1986) Pedoman tertib pada pelaksanaan tata tertib keluarga tersebut adalah:
(a) Disiplin dalam hubungannya dengan waktu, misalnya yang ber-hubungan dengan masalah belajar, tidur, makan, bermain, bepergian, kegiatan sehari-hari lainnya.
(b) Disiplin yang yang ada hubungannya dengan tempat, misalnya yang berhubungan dengan masalah belajar, makan, tidur, meletakkan benda-benda pada tempatnya, dan bermain.
(c) Disiplin yang ada hubungannya dengan kesusilaan, norma-norma masyarakat dan agama, misalnya yang berhubungan dengan masalah pakaian atau cara berpakaian, orang tua, saudara, teman-temannya dan orang lain, cara berbicara dan perbuatan lainnya, cara makan, meninggalkan rumah, pekerjaan dan kebiasaan sehari-hari, dan ibadah. Ada tiga skor yang diperoleh pada persepsi remaja terhadap penerapan disiplin yang diterapkan oleh orangtua, yaitu persepsi remaja terhadap penerapan disiplin otoriter orangtua, persepsi remaja terhadap penerapan disiplin demokratis dan persepsi remaja terhadap penerapan disiplin permisif orangtua

4. Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel merupakan tahap awal dari kegiatan pengukuran dalam penelitian. Tujuan pengukuran variabel ini baru pada tahap menjawab pertanyaan "bagaimana cara untuk mengukur variabel tersebut"? Selanjutnya muncul pertanyaan lanjutan; "apa yang diukur" atau "bagaimana cara merubah konsep, dan "apa alat ukurnya".
Mengukur adalah sebuah proses kuantifikasi, karena itu setiap kegiatan pengukuran berkaitan dengan jumlah, dimensi atau taraf dari sesuatu obyek/gejala yang diukur. Hasil dari pengukuran itu biasanya dilambangkan dalam bentuk bilangan. Prosedur pengukuran variabel dimulai dari pembuatan definisi operasional konsep variabel.
Kerlinger mengungkapkan, bahwa definisi operasional itu melekatkan arti pada suatu konsep variabel dengan cara menetapkan kegiatan-kegiatan atau tindakan-tindakan yang perlu untuk mengukur suatu konsep variabel itu. Atau dengan ungkapan lain, definisi operasional merupakan spesifikasi kegiatan peneliti dalam mengukur suatu variabel atau memanipulasaikannya. Suatu contoh definisi operasional yang sederhana (kasar) dari konsep ‘inteligensi’ adalah skor yang dicapai pada tes intelegensi X.

Definisi Operasional
Definisi Operasional adalah penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Menjelaskan cara tertentu yang digunakan untuk mengopersionalkan construct sehingga memungkinkan bagi peneliti lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran cosntruct yang lebih baik.

5. Pengertian Indikator
Menurut Wilson (1993), indikator adalah ukuran yang tidak langsung yang didapatkan dari kejadian atau dari kondisi di dalam penelitian. Green (1992) menambahkan memberikan pengertian yang lebih operasional terhadap suatu indikator, dimana indikator adalah variabel yang mengindikasikan atau yang memberi petunjuk suatu keadaan sehingga dapat digunakan untuk mengukur suatu peristiwa atau suatu perubahan.
Pentingnya indikator diantaranya di dalam konteks masalah yang dihadapi atau yang diteliti adalah memungkinkan dimana posisi kita di dalam meneliti. Di dalam hal perencanaan , dengan indikator variabel ini kita dapat mengetahui apa yang akan kita teliti atau arah penelitian yang mana akan kita ambil. Dalam proses input data, data apa saja yang dapat kita ambil dan kita perlukan untuk menunjang penelitian ini. Tujuan yang hendak yang akan dicapai dengan mengetahui manfaatnyapun juga tidak terlepas dari indikator penelitian ini.
Berikut adalah pentingnya rumusan indikator dalam rangkaian penelitian serta penduan langkah mengenai perumusan indicator penelitian ini.


DAFTAR PUSTAKA
Suharsimi Arikunto, Prof.DR., Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 2002
Lexy J. Moleleing, Dr. M.A., Metodotologi Penelelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 1997
Soewarno, Aplikasi Metode Statistik untuk Analisis Data, Penerbit NOVA, Bandung, 1995
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, 2005, Metode Penelitian
Kuantitatif: Teori dan Aplikasi, Jakarta: P.T. Radjagrafindo Persada.
Sugiyono (2008), Metode Penelitian Pendidikan suatu Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Penerbit Tarsito , bandung, 2008.

Minggu, 18 Agustus 2013

Akademi Komunitas Negeri Teknologi Garam Nagekeo

Logo AKTG.png
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
 
Akademi Komunitas Teknologi Garam Nagekeo (AKTG) adalah perguruan tinggi berbentuk akademi yang menjalankan pendidikan vokasional jenjang 2 tahun. Saat ini AKTG masih berada di bawah naungan Politeknik Negeri Ujung Pandang sebagai Program Studi di Luar Domisili (PDD) dan secara organisasi tata kelola akan disipkan menjadi perguruan tinggi negeri pada tahun 2014.
Akademi Komunitas Teknologi Garam Nagekeo terletak di kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Akademi ini diprakarsai pendiriannya oleh Drs. Paulus Kadju selaku Wakil Bupati Kabupaten Nagekeo dengan dukungan penuh dari Drs. Samping Aoh selaku Bupati Kabupaten Nagekeo yang dalam pelaksanaannya dibantu oleh Ramdan Hidayat, M.Si (Institut Pertanian Bogor) dan Welhelmus Adam Kaseh, S.Ap (kantor Perwakilan NTT Jakarta). Proses pengusulan Proposal Studi Kelayakan hingga diperolehnya izin operasional DIKTI Kementerian Pendidikan & Kebudayaan RI berlangsung dalam kurun waktu 6 bulan.
Pada mulanya, program studi (prodi) yang diusulkan adalah:
  • Teknologi Produksi dan Pengolahan Garam
  • Sistem Jaminan Mutu (Quality Control)
  • Manajemen Perusahaan
Namun berdasarkan masukan dari Tim Riviewer DIKTI, Prodi Sistem Jaminan Mutu sebaiknya diubah, disesuaikan dengan ketersediaan dosen, kondisi dan kebutuhan Nagekeo. Hasil revisi selanjutnya mengarah pada pembentukan Prodi Budidaya Perairan dan berdasarkan telaah lanjutan Tim Reviewer DIKTI di tahun pertama Izin Operasional diberikan hanya untuk 2 program studi: Teknologi Produksi & Pengolahan Garam dan Manajemen Perusahaan hingga Akademi Komunitas benar-benar dianggap siap secara organisasi tata kelola untuk melakukan penambahan program studi.
Dalam upaya menunjang keberhasilan satu-satunya Pendidikan Vokasional Teknologi Garam di Indonesia, Akademi Komunitas menjalin kerjasama dengan Cheetham Salt Ltd., sebuah perusahaan garam kelas dunia yang berbasis di Australia untuk transfer knowledge dan sekaligus melakukan pembinaan dan penyerapan lulusan. Kurikulum Akademi Komunitas disandingkan pula dengan Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) milik Kementerian Kelautan dan Perikanan dan dalam 4 tahun kedepan, Akademi Komunitas direncanakan akan memiliki Unit/Pabrik Pengolahan Garam Industri dengan dukungan sumber pendanaan dari Kementerian Perindustrian berkolaborasi dengan Cheetham Salt Ltd.
Dalam rangka mempersiapkan kemandirian fungsi organisasi tata kelola dan penegerian institusi, Akademi Komunitas (AK) dititipkan pengelolaan dan pembinaannya oleh DIKTI kepada Politeknik Negeri yang memiliki latar akar keilmuan mirip dengan apa yang dimiliki oleh AK Teknologi Garam Nagekeo dan secara jarak tidak terlalu jauh dengan Nagekeo. Berdasarkan hal itu, maka DIKTI menunjuk Politeknik Negeri Ujung Pandang selaku Politeknik Pembina dengan dukungan/pendampingan penuh dari teman-teman IPB. Upaya percepatan penegerian kini sedang ditempuh dan mudah-mudahan pada Tahun 2014 Akademi Komunitas ini telah benar-benar mandiri sebagai Akademi Komunitas Negeri Teknologi Garam yang akan turut membantu Indonesia dalam upaya percepatan swasembada garam nasional.
Program Studi yang saat ini diampu Akademi Komunitas Negeri Teknologi Garam Nagekeo:
  • Program Studi Teknologi Produksi & Pengolahan Garam
  • Manajemen Perusahaan